Sabtu, 03 September 2016

Keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah

╒══❀❀❀═══❀❀══
│🇰 🇪 🇺 🇹 🇦 🇲 🇦 🇦 🇳
│🇸 🇪 🇵 🇺 🇱 🇺 🇭
│🇭 🇦 🇷 🇮
│🇵 🇪 🇷 🇹 🇦 🇲 🇦
│🇩 🇮 🇧 🇺 🇱 🇦 🇳
│🇩 🇿 🇺 🇱 🇭 🇮 🇯 🇯 🇦 🇭
╞❀❀══❀══
__________

🍃 Berkata *Asy Syaikh Al 'Utsaimin _rahimahullah_*;

_"Sepuluh hari Dzulhijjah itu dimulai dari awal masuknya bulan Dzulhijjah dan berakhir pada hari penyembelihan (hari raya), dan *Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam* nyatakan tentang amalan pada hari tsb; "Tidak ada hari-hari yang amalan shalih itu lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari ini." Para sahabat bertanya, "Tidak pula jihad di jalan Allah!?" Maka beliau menjawab, "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar berperang dengan jiwa dan hartanya lalu dia tidak kembali dengan harta dan jiwa tsb (yaitu meninggal dijalan Allah)."_

_Oleh sebab itulah, aku memberikan dorongan kepada saudara-saudaraku kaum muslimin untuk memanfaatkan kesempatan yang luar biasa ini, dan untuk memperbanyak amalan shalih di sepuluh Dzulhijjah ini, seperti membaca Al-Quran dan berdzikir dengan seluruh jenisnya seperti takbir, tahlil, tahmid dan tasbih, dan bersedekah, berpuasa dan amalan-amalan shalih apapun hendaknya engkau bersemangat padanya._

_Di antara perkara yang sangat aneh adalah betapa banyaknya manusia yang lalai di hari-hari ini, engkau akan mendapati betapa semangatnya mereka di sepuluh terakhir di bulan Ramadan, namun di sepuluh pertama Dzulhijjah engkau akan mendapatkan seseorang yang membedakan antara ini dan itu; Maka jika ada seseorang yang menegakkan amalan shalih di sepuluh hari ini, maka ia telah menunaikan petunjuk *Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam* dalam beramal shaleh._

_Jika telah masuk sepuluh hari ini dan seseorang ingin berkurban, maka janganlah ia memotong dari rambutnya, kukunya dan bagian tubuh lainnya sedikitpun juga. Dan ini semua tidak dia potong jika ia ingin berkurban; Adapun bagi seorang yang dikurbankan (yaitu diikutkan dalam niat kurban), maka tidak mengapa baginya hal tersebut._

_Jadi jika seseorang ingin berkurban untuk dirinya dan keluarganya dengan satu sembelihan, dan inilah yang disunnahkan, maka tidak ada keharusan bagi keluarganya untuk tidak memotong kuku, rambut dan bagian tubuh lainnya, karena yang harus hanyalah sang pemilik kurban yaitu bapak._

_Adapun ibarat yang kalian dengar yaitu ibarat; "Diharamkan hal tersebut bagi yang berkurban dan dikurbankan baginya" adalah ibarat dari sebagian ulama. Adapun hadits, maka sungguh *Nabi shallallâhu alaihi wa sallam* telah bersabda; "Dan salah seorang di antara kalian ingin berkurban, maka janganlah ia memotong dari rambutnya, kukunya dan bagian tubuhnya sedikitpun juga."_
_Maka pembicaraan hanyalah diarahkan bagi siapa saja yang mau berkurban, namun seandainya ada yang berkata; "Jika orang yang mau berkurban tersebut berangkat haji dan ia akan melaksanakan umroh dengan memotong rambut, dan ia memberikan amanah keluarganya untuk berkurban, maka kita katakan, hal ini tidaklah mengapa, karena hal tersebut bagian dari manasik yang harus dilakukan. Demikian pula memotong atau menggundul dalam haji, maka tidaklah mengapa, walaupun ia tidak mengetahui apakah keluarganya telah berkurban untuknya ataukah tidak."_

*TEKS  ARAB;*

قال الشيخ العلامة محمد بن صالح العثيمين رحمه الله :

" عشر ذي الحجة تبتدئ من دخول شهر ذي الحجة وتنتهي بيوم عيد النحر، والعمل فيها قال فيه رسول الله صلى الله عليه وسلم:« ما من أيام العمل الصالح فيهنَّ أحب إلى الله من هذه الأيام العشر، قالوا: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجلاً خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء». وعلى هذا فإني أحث إخواني المسلمين على اغتنام هذه الفرصة العظيمة، وأن يكثروا في عشر ذي الحجة من الأعمال الصالحة؛ كقراءة القرآن، والذكر بأنواعه من تكبير وتهليل وتحميد وتسبيح، والصدقة، والصيام، وكل الأعمال الصالحة اجتهد فيها، والعجب أن الناس غافلون عن هذه العشر! تجدهم في عشر رمضان يجتهدون في العمل، لكن في عشر ذي الحجة لا تكاد ترى أحداً فرَّق بينها وبين غيرها، وإذا قام الإنسان بالعمل الصالح في هذه الأيام العشر يكون قد أحيا ما أرشد إليه النبي صلى الله عليه وسلم من الأعمال الصالحة. وإذا دخلت هذه العشر والإنسان يريد أن يضحي فإنه لا يأخذ من شعره ولا من ظفره ولا من بشرته شيئاً، كل هذه لا يأخذ منها إذا كان يريد أن يضحي، فأما الذي يضحى عنه فلا حرج عليه، وعلى هذا فإذا أراد الإنسان أن يضحي عنه وعن أهل بيته أضحية واحدة كما هي السنة؛ فإن أهل البيت لا يلزمهم أن يمسكوا عن الشعر والظفر والبشرة، وإنما الذي يلزمه هو المضحي الذي هو الأب، وما تسمعون من هذه العبارة: حرم على من يضحي أو يضحى عنه. فإنها عبارة لبعض العلماء، أما الحديث فقد قال النبي صلى الله عليه وسلم: «فأراد أحدكم أن يضحي فلا يأخذن من شعره ولا من بشرته ولا من ظفره شيئاً». فوجه الخطاب لمن يريد أن يضحي، ولكن لو قال قائل: إذا كان هذا الذي يريد أن يضحي سافر للحج فسوف يؤدي العمرة ويقصر، مع أنه أوصى أهله أن يضحوا، نقول: هذا لا يضر؛ لأن التقصير في العمرة نسك ولا بد من فعله، وكذلك التقصير في الحج أو الحلق لا بأس به، وإن كان لا يدري هل ضحى أهله أم لا. "

📚المصدر:
⬅ سلسلة اللقاء الشهري > اللقاء الشهري [63]

••• ═════ ❁✿❁ ═════ •••

✍🏽 Alih Bahasa :
*Ustadz Fauzan Abu Muhammad Al-Kutawy _hafidzahullah_*
_______________
Mari Bergabung:
📱 *Channel Telegram*
- @fauzankutai
- @silsilahduruslinnisa (Akhwat)
📞 *Grup WhatsApp*
- 081242424 340 (Ikhwah)
- 081242424 550 (Akhwat)
__________________
📲Silsilah Durus Linnisa📚

Tidak ada komentar:

Posting Komentar