Rabu, 27 April 2016

Masa Tua

💦Masa Tua
==::==::==::==::==

💥Berkata Ibnu Rajab -rahimahullah-:

يا من أنـذره الـشيب بالـموت وهو مقيـم على الآثـام أما كـفـاك واعـظ الـشيب مع واعـظ الـقرآن  ؟!

"Wahai seorang yang diperingatkan oleh masa tuanya dengan suatu kematian, sedangkan ia terus menerus melakukan dosa...
Tidakkah cukup bagimu masa tua dan al qur_an sebagai pemberi peringatan...!?".
_______
📚Latha_iful Ma'arif (259)

_______
📲WA Silsilah Durus Linnisa'📚

Kamis, 21 April 2016

Akar Suatu Kemaksiatan

🔥Akar Suatu Kemaksiatan
〰〰〰〰〰
〰〰〰〰〰

💥Berkata Ibnul Qayyim -rahimahullah-;

أصول الخطايا كلها ثلاث؛ الكبر وهو الذي أصار إبليس إلى ما أصاره،والحرص وهو الذي أخرج آدم من الجنة، والحسد وهو الذي جرأ أحد ابني آدم على أخيه، فمن وقى شر هذه الثلاث فقد  وقى الشر فالكفر  من الكبر والمعاصي من الحرص والظلم من الحسد

"Akar berbagai dosa itu pada tiga perkara;

1⃣Sombong, inilah yang menyeret Iblis melakukan apa yang ia telah lakukan,

2⃣Ambisi, inilah yang menyebabkan keluarnya Adam dari Surga,

3⃣Hasad (Dengki), inilah yang menyebabkan salah satu anak Adam berbuat aniaya kepada saudaranya,

☝🏻Maka barangsiapa yang terlepas dari kejelekan tiga perkara ini sungguh ia telah terlepas dari kejelekan,

👉🏻Maka kekufuran itu berasal dari kesombongan, dan maksiat itu berasal dari ambisi, sedangkan kedzaliman itu berasal dari hasad".
_________
📚Al Fawa_id (1/58)

______
📲WA Silsilah Durus Linnisa'📚

Rabu, 20 April 2016

Hasad

🔥Hindari Sifat Hasad...!!!

==========

Hasad (iri) adalah;

تمني زوال النعمة المحسود إلى الحاسد

"Menginginkan hilangnya suatu nikmat yang ada pada seorang yang dihasadi hingga berpindah kepada orang yang hasad tsb".
_________
📙At Ta'rifaat Lil Jurjany (120).

🔎Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah- memberikan definisi hasad (iri) adalah;

كراهة ما أنعم الله به على الغير وإن لم يتمن زواله تلك النعمة

"Tidak senang tatkala Allah memberikan suatu kenikmatan kepada orang lain, walaupun kadang ia tidak menginginkan hilangnya nikmat tersebut pada orang lain tsb".
_______
📙Hilyah Thalibil 'Ilmi (233).

☝🏻Hasad adalah penyakit dan dosa yang bisa mengarahkan kepada dosa-dosa lainnya, oleh sebab itulah tatkala Iblis berani menentang dan sombong dihadapan Allah maka hal tersebut muncul karena sifat hasad yang dimiliki oleh Iblis -la'natullah-.

Demikian pula hasad bisa memisahkan persatuan sesama muslim bahkan persaudaraan seorang insan.

👆🏼 Tidakkah kita melihat bagaimana keakraban dua anak Adam -'alaihis salaam- lenyap dan sirna disebabkan sifat hasad salah satu dari keduanya??

👉🏻Dan tidakkah kita saksikan pertikaian dan makar anak-anak Nabi Ya'qub -'alaihis salaam- juga karena munculnya sifat hasad yang ada diantara mereka??

▪Seorang yang telah hasad kepada saudaranya maka ia akan melakukan perkara apapun sehingga tercapai tujuannya untuk menghilangkan nikmat yang ada pada saudaranya tersebut, dosa demi dosa seperti kedustaan, pembeberan 'aib, celaan, pembunuhan dst akan dilakukan untuk tercapainya tujuan tersebut.

☝🏻Maka kejelekan demi kejelekan akan terjadi ditengah manusia tatkala penyakit hasad itu menjangkiti mereka.

👉🏻Oleh sebab itulah Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

لا يزال الناس بخير مالم يتحاسدوا

"Terus menerus manusia berada pada suatu kebaikan selama mereka tidak saling hasad".
________
HR. At Thabrani (8157)

⚠Kemudian berhati-hatilah wahai saudaraku...

☝🏻Jika anak para Nabi saja tak terlepas dari sifat ini maka tak seorangpun boleh merasa aman dari munculnya sifat berbahaya ini.

🔎Tatkala Imam Al Hasan Al Bashry ditanya;

أيحسد المؤمن؟؟

" Apakah seorang mukmin juga bisa hasad??"

Maka beliau menjawab;

سبحان الله، ما أنساك لإخوة يوسف

"Subhanallah, apakah engkau sudah lupa tentang saudara-saudara Yusuf??!".

👉🏻Dan hasad tersebut akan selalu terbetik dan ada pada hati setiap orang, khususnya antara seseorang yang memiliki kedudukan setara atau profesi yang sama, seperti pedagang dengan pedagang, pembisnis dengan pembisnis, petani dengan petani, guru dengan gruru, bahkan ustadz dengan ustadz.

❕Oleh sebab itulah hendaklah seorang pandai menjaga dirinya dan mengobati hatinya agar tidak terkalahkan dengan sifat hasad ini.

🔎Berkata Al Hasan Al Bashry -rahimahullah-;

ما خلا جسد من حسد ولكن اللئيم يبديه والكريم يخفيه

" Tidaklah ada tubuh yang terlepas dari sifat hasad, akan tetapi orang yang hina akan menampakkannya sedangkan orang yang mulia akan menyembunyikannya".
_______
📙Makarimul Akhlaq (247)

🍃Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- berkata;

Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

سيصيب أمتي داء الأمم

"Ummatku akan tertimpa penyakit ummat-ummat terdahulu"

Para sahabat bertanya;

"Ya Rasulullah, apakah penyakit ummat terdahulu itu??"

Beliau menjawab;

الأشر والبطر والتكاثر والتناجش في الدنيا والتباغض والتحاسد حتى يكون البغي

"Yaitu congkak, sombong, berbangga dengan banyaknya harta, saling memperebutkan dunia, saling membenci, saling hasad hingga sampai melampaui batas".
_________
HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak (4/168) dan di shahihkan oleh Syeikh Al Albany dalam Ash Shahihah (680).

Wallohul musta'an
📝Ust Fauzan Abu Muhammad Alkutawy
___________
📲Wa Silsilah Durus Linnisa📚

Kecemburuan para Istri

🛍KECEMBURUAN PARA ISTRI
=========

Sifat Al Ghairah (cemburu) adalah sifat yang ada pada seseorang ,bahkan sebagian orang mengatakan bahwa cemburu adalah tanda suatu cinta.

☝🏻Namun jika kecemburuan yang berlebihan yang sampai kebatas memberikan mudharat (bahaya) kepada seseorang adalah perkara yang tercela didalam syariat, dan perkara yang bisa merusak keharmonisan rumah tangga, oleh sebab itulah Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- enggan untuk menikahi sebagian wanita yang mereka dikenal dengan kecemburuan yang berlebihan.

🍃Dari Anas -radhiyallahu 'anhu- berkata;

"Ya Rasulullah, tidakkah engkau mau menikah dengan wanita anshar??"

Maka Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- menjawab;

إن فيهم لغيرة شديدة

"Sesungguhnya mereka memiliki kecemburuan yang sangat".
_______
HR. An Nasa_i (6916) dan dishahihkan Syeikh Al Albany dalam Shahih Sunan An Nasa_i (3233) dan Syeikh Muqbil dalam Ash Shahih Al Musnad (102).

👉🏻Dan tatkala Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- mengutus Hatib bin Abi Balta'ah -radhiyallahu 'anhu- untuk melamarkan Beliau Ummu Salamah, maka Ummu Salamah berkata;

" Sesungguhnya saya memiliki seorang anak perempuan dan sungguh saya adalah seorang wanita yang pencemburu"

Maka Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

أما ابنتها فندعو الله أن يغنيها عنها وأدعو الله أن يذهب بالغيرة

"Adapun anak perempuannya maka Kami berdoa kepada Allah agar memberikan kecukupan dengannya, dan akupun berdoa agar Allah menghilangkan kecemburuannya".
________
HR. Muslim (918)

👆🏼Dari hadits ini nampak bahwa tidaklah Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- menikahi Ummu Salamah kecuali setelah Beliau berdoa agar Allah menghilangkan sifat kecemburuan yang ada pada diri Ummu Salamah.
Dan sekaligus menunjukkan bahwa sifat cemburu yang berlebihan adalah sifat tercela yang ada pada seorang wanita sehingga Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- meminta agar hal tersebut dihilangkan pada calon istrinya.

💞Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kecemburuan yang wajar dan semestinya adalah sifat yang dimiliki dan terdapat pada para wanita mulia, bahkan wanita termulia dari ummat ini yaitu 'Aisyah -radhiyallahu 'anha- juga adalah seorang wanita yang memiliki sifat kecemburuan, beliau berkata;

ما غرت على امرأة لرسول الله صلى الله عليه وسلم كما غرت على خديجة لكثرة ذكر رسول الله صلى الله عليه وسلم  إياها وثناءه عليها

" Aku tidak pernah merasa cemburu kepada seorangpun melebihi kecemburuanku terhadap Khodijah, karena Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- selalu menyebut-nyebutnya dan memujinya".
_______
HR. Bukhari (5229) dan Muslim (2435).

☝🏻Jika 'Aisyah -radhiyallahu 'anha- yang merupakan wanita termulia saja merasakan kecemburuan terhadap wanita lainnya maka sungguh selain itu dari para wanita juga pasti merasakannya.

❓❓Namun bagaimanakah sikap seorang suami untuk menghadapi para istri yang dilanda kecemburuan??

👉🏻Mari kita simak kisah kecemburuan yang terjadi dikeluarga Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam-;

🍃Dari Anas bin Malik -radhiyallahu 'anhu- berkata;

"Suatu ketika Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- berada dirumah 'Aisyah -radhiyallahu 'anha-, dan Beliau kedatangan para tamu dari kalangan shahabat, maka tiba-tiba datanglah seseorang membawa semangkok makanan yang dikirim oleh Ummu Salamah (untuk menjamu tamu yang ada dirumah 'Aisyah, padahal bukan hak Ummu Salamah untuk menjamu tamu dirumah 'Aisyah. Pent), maka 'Aisyah pun memukul tangan utusan Ummu Salamah tersebut, hingga jatuhlah mangkuk tsb dan terpecah, maka Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- mengumpulkan pecahan mangkuk tersebut dan juga makanannya, seraya berkata kepada para sahabat;

غارت أمكم غارت أمكم غارت أمكم

" Ibu kalian ini sedang cemburu, ibu kalian ini sedang cemburu, ibu kalian ini sedang cemburu"

Kemudian Beliau menggantikan mangkuk yang pecah itu dengan mangkuk yang baru dari rumah 'Aisyah -radhiyallahu 'anha-".
________
HR. Bukhari (5225).

☝🏻Subhanalloh....
Dalam kisah ini terdapat banyak faidah dan pelajaran, diantaranya:

✔Sikap bijaksana Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- dalam mengatasi kecemburuan istri.
✔Kelembutan Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- dan sifat pemaaf Beliau tatkala Beliau tidak sedikitpun menyalahkan istrinya apalagi memarahinya.
✔Tidak menampakkan suatu permasalahan dihadapan orang lain ketika terjadi suatu permasalahan.
✔Tidak membesarkan suatu masalah bahkan berusaha menjadikan hal tersebut perkara yang mudah.
✔Kepandaian Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- dalam mendidik para sahabat tatkala beliau dihadapkan dengan suatu masalah ternyata beliau menggambarkan hal tersebut dengan nada canda dihadapan para sahabat.
✔Tidak terburu-buru menyalahkan sikap istri.
☝🏻Dan masih banyak lagi faidah lainnya yang kita bisa petik dari kisah diatas.

Wallohu a'lam.

✍🏻Ust. Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy
_________
📲WA Silsilah Durus Linnisa'📚

Kebaikan dan kejelekan

🍁 Berkata Ibnu Abbas -رضي الله عنه-:

👈 إن للحسنة ضياء في الوجه، ونورا في القلب، وقوة في البدن، وسعة في الرزق، ومحبة في قلوب الخلق، وإن للسيئة سوادا في الوجه وظلمة في القلب، ووهنا في البدن، ونقصا في الرزق، وبغضة في قلوب الخلق

🔺" Sesungguhnya kebaikan itu menerangi wajah, dan cahaya di dalam hati, kekuatan pada badan, kelapangan dalam rezki, dan kecintaan di dalam hati² manusia

🔻" Sesungguhnya kejelekan itu kehitaman pada wajah, kegelapan di dalam hati, kelemahan pada badan, kekurangan dalam rezki, dan kebencian pada hati² manusia

📚 الوابل الصيب ٢٧ / الداء والدواء

✒️Abu Abdillah Rasydi Al Bughisy
________
📲Wa Silsilah Durus Linnisa📚

'UNTUK APA AKU BELAJAR KALAU BEGITU?!!!'.

#YaAllāh!

******************
'UNTUK APA AKU BELAJAR KALAU BEGITU?!!!'.
******************

سَبَّ رجلٌ يحيى بن معين ، فلم يردَّ عليه ...

فقالوا  له: لماذا لم ترد عليه ؟

قال: ولماذا تعلمتُ العلم إذن ..؟!!

"Ada seorang yang mencela Yahyā bin Maîn, dan beliau tidak membalasnya...

Maka, orang-orang bertanya padanya: 'Kenapa engkau tidak membalasnya?'

Beliau menjawab:
'UNTUK APA AKU BELAJAR KALAU BEGITU?!!!'.

-Selesai-

Sumber:

📚 "حلية الأولياء"

[Hilyatul Auliyā]

Share Faidah.
Di Pagi Yang Cerah🌤...
____
✒Ust. Hudzaifah bin Muhammad -hafidzahullah-
__________
📲Wa Silsilah Durus Linnisa📚

Cinta dan ilmu

🌙FAIDAH MALAM

💥 Berkata Ibnul Qayyim -rahimahullah-:

كمال العبد بحسب هاتين القوتين : العِلم والحُب وأفضل العلم : العلم بالله
وأعلى الحُب: الحُب له

"Kesempurnaan seorang hamba sesuai kadar dua kekuatan ini, yaitu; ilmu dan cinta, dan ilmu yang paling utama adalah ilmu tentang Allah, dan setinggi-tinggi kecintaan adalah kecintaan kepada-Nya".
_______
📙Al Fawa_id (1/53)

📝Ustadz Fauzan Al Kutawy
______________
📲Wa Silsilah Durus Linnisa📚

Memandang laki laki ajnabi

🕶ISTRI MEMANDANG LAKI LAKI DI MEDIA TELEVISI🖥

❓Tanya  :

Bolehkah seorang istri memandang laki-laki secara langsung di media televisi terutama dalam televisi Sunnah ? Dan Apakh suaminya dikategorikan dlam sifat "dayyuts" ? Jazakumullohu khoir

✔Jawab :

Didalam Al Qur_an surah An Nur : 31, Allah -subhanahu wa ta'ala- memerintahkan;

ﻭَﻗُﻞ ﻟِّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ﻳَﻐْﻀُﻀْﻦَ ﻣِﻦْ ﺃَﺑْﺼَﺎﺭِﻫِﻦَّ ﻭَﻳَﺤْﻔَﻈْﻦَ ﻓُﺮُﻭﺟَﻬُﻦَّ ﻭَﻟَﺎ ﻳُﺒْﺪِﻳﻦَ ﺯِﻳﻨَﺘَﻬُﻦَّ ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﺎ ﻇَﻬَﺮَ ﻣِﻨْﻬَﺎ

"Katakanlah kepada para wanita mukminah agar mereka menundukkan pandangan mereka serta menjaga kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak darinya".

Ayat ini tegas memerintahkan para wanita mukminah untuk menundukkan pandangan kepada lelaki ajnabi (yang bukan mahram), dan larangan tersebut umum, apakah secara langsung maupun melalui televisi, karena diantara hikmah pelarangan adalah agar seorang itu terhindar dari fitnah syahwat, dan tidak diragukan bahwa pandangan seorang wanita kepada lelaki yang bukan mahram melalui media televisi juga akan memunculkan fitnah atau ketertarikan kepada yang dipandangnya.

Dan dikhawatirkan suami yg membiarkan istrinya demikian termasuk dayyuts (suami yang tdk memiliki kecemburuan).
Wallohu a'lam.

📝Dijawab oleh :
Ustadz Fauzan Al Kutawy Hafizhahullah
_______________
📲Wa Silsilah Durus Linnisa📚

TERANGKATNYA ILMU DENGAN KEMATIAN PARA ULAMA'.

📚HADITS & ATSAR YANG MENUNJUKKAN TERANGKATNYA ILMU DENGAN KEMATIAN PARA ULAMA'.
〰〰〰〰〰〰
▪Hadits-hadist:

✔Hadits pertama:

Dari 'Abdullah bin 'Amr -radhiyallahu 'anhu- berkata;
Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من العباد ولكن يقبض العلم بقبض العلماء، فإذا لم يبق عالما اتخذ الناس رؤوسا جهالا فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا

"Sesungguhnya tidaklah Allah mencabut ilmu itu dengan cara mencabutnya dari hati para hamba, akan tetapi Allah mencabutnya dengan mencabut (nyawa) para ulama', sehingga jika tak tersisa lagi seorang 'alim pun, manusiapun mengambil para pimpinan yang bodoh, sehingga (pimpinan tsb) ditanya dan iapun memberikan fatwa (jawaban) tanpa dasar ilmu, sehingga iapun sesat dan menyesatkan".
_______
Muttafaqun 'alaih

✔Hadits ke-dua:

Dari Abu Hurairah -radhiyallah 'anhu- berkata;
Bahwa Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

سيأتي على أمتي زمان يكثر فيه القراء ويقل الفقهاء ويقبض العلم ويكثر الهرج

" Akan datang pada ummatku suatu masa yang padanya banyak para pembaca al qur_an dan sedikit para fuqoha' (ahli fikih) dan terangkatnya ilmu serta akan banyak pembunuhan".
______
HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak  (4/457) dan Ath Thabrani dalam Al Ausath (3/319)

✔Hadits ke-3:

Dari Syaddad bin Aus -radhiyallahu 'anhu- berkata;
Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

هل تدري ما رفع العلم؟؟

"Apakah engkau tahu bagaimana diangkatnya ilmu"

Syaddad menjawab;
"Aku tidak tahu"

Beliaupun bersabda;

ذهاب أوعيته

"Dengan perginya (meninggalnya) pembawanya".
_______
HR. Ahmad

✔Hadits ke-empat:

Dari Abu Umamah -radhiyallahu 'anhu- berkata;

Rasulullah -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda;

خذوا العلم قبل أن يذهب

" Ambillah ilmu itu sebelum pergi"

Para sahabat bertanya;

"Bagaimana kepergian ilmu itu wahai Nabi Allah?? sedangkan pada kita masih ada Kitab Allah??

Maka Beliaupun marah dengan kemarahan yang tidak pernah hingga demikian sebelumnya lalu bersabda;

أولم تكن التوراة والإنجيل  في بني إسرائيل فلم يغنيا عنهم شيئا!!؟ إن ذهاب العلم أن يذهب حملته، إن ذهاب العلم أن يذهب حملته

" Bukankah Taurat dan Injil juga ada pada Bani Israil?? Namun kedua kitab tersebut tidak memberikan manfaat sedikitpun kepada mereka!!? Sesungguhnya kepergian ilmu adalah dengan kepergian (meninggalnya) pembawanya, sesungguhnya kepergian ilmu adalah dengan kepergian (meninggalnya) pembawanya".
_______
HR. Ad Darimy (1/309), Ahmad (5/266), Ath Thabrany (8/256)

▪Atsar-atsar:

✔Atsar pertama:

Berkata Ibnu Mas'ud -radhiyallahu 'anhu-;

فإذا ذهب العلماء استوى الناس، فلا يأمرون بالمعروف ولا ينهون عن المنكر فعند ذلك يهلكون

"Maka jika para ulama telah pergi (meninggal) maka manusiapun mengambang, sehingga tidak ada yang memerintahkan kepada kebaikan dan tidak pula ada yang melarang dari kemungkaran, maka disaat itulah mereka binasa".
_______
Riwayat Abdurrazzaq dalam Mushannafnya (11/252)

✔Atsar ke-dua:

Berkata Ibnu 'Abbas -radhiyallahu 'anhu-;

هل تدرون ما ذهاب العلم؟؟ بذهاب العلماء

"Apakah kalian tau kepergian ilmu?? Yaitu dengan kepergian (meninggalnya) para ulama".
______
Riwayat Ad Darimy (1/310)

Dan diriwayatkan pula dari Ibnu 'Abbas -radhiyallahu 'anhu- bahwa tatkala Zaid bin Tsabit -radhiyallahu 'anhu- meninggal maka beliau berkata;

من سره أن ينظر كيف ذهاب العلم فهكذا ذهابه

"Barangsiapa yang ingin melihat bagaimana bentuk perginya ilmu, maka beginilah kepergiannya".
_______
Riwayat Ath Thabrani dalam Al Kabir (5/109)

✔Atsar ke-tiga:

Berkata Salman Al Farisy -radhiyallahu 'anhu-;

لا يزال الناس بخير ما بقي الأول حتي يعلّم الأخر فإذا هلك الأول قبل أن يتعلم الأخر هلك الناس

" Terus menerus manusia berada dalam kebaikan selama generasi pertama mengajarkan kepada generasi setelahnya, maka jika generasi pertama telah meninggal sebelum generasi berikutnya mengambil ilmunya maka manusiapun akan binasa".
_______
Riwayat Ad Darimy (1/310)

✔Atsar ke-empat:

Berkata Abu Darda' -radhiyallahu 'anhu-;

ما لي أرى علماءكم يذهبون وجهالكم لا يتعلمون، تعلموا قبل أن يرفع العلم فإن رفع العلم بذهاب العلماء

"Kenapa aku melihat ulama kalian telah bepergian (meninggal) dan para juhhal (orang-orang bodoh) tidak belajar, maka belajarlah kalian sebelum terangkatnya ilmu, maka sungguh terangkatnya ilmu itu dengan kepergian para ulama".
______
Riwayat Ad Darimy (1/311)

✔Atsar ke-lima:

Berkata Umar bin Khaththab -radhiyallahu 'anhu-;

أما إنه ليس ينزع من صدور العلماء ولكن يذهب العلماء

" Tidaklah terangkatnya ilmu itu dari dada-dada para ulama, akan tetapi dengan kepergian para ulama".
________
Riwayat Ahmad (2/481).

💥Faidah:

🔺Berkata Ibnul Qayyim -rahimahullah-;

"Seandainya bukan karena keberadaan para ulama', maka manusia itu akan seperti binatang ternak bahkan keadaannya akan lebih buruk dari itu, sungguh kematian para ulama adalah musibah yang tak terkalahkan kecuali jika ada orang setelahnya yang menggantikan kedudukannya, demikian pula para ulama adalah tonggak-tonggak kebaikan pada hamba, pada negeri serta pada kerajaan, maka sungguh kematian mereka akan menyebabkan kerusakan pengaturan negeri...dst".
________
📙Miftahu Daris Sa'adah (1/265).

〰〰〰〰
إن القلب ليحزن وإن العين لتدمع وإنا على فراقك يا شيخنا لمحزونون ولا نقول إلا بما يرضى الله
فإنا لله وإنا لله راجعون
رحم الله شيخنا عبد الرحمن العدني رحمة واسعة وغفر له وأسكنه فسيح جناته

•••Sungguh hati ini sangat bersedih...
•••Dan sungguh air mata ini berlinang...
•••Dan kami sungguh bersedih dengan perpisahan denganmu wahai guru kami...
•••Namun kami hanya mengucapkan dengan apa yang diridhai oleh Allah...

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un

Semoga Allah merahmati Syeikh Kami Abdurrahman Al 'Adeny dengan rahmat yang luas serta mengampuni dosa-dosanya dan menempatkannya disurga-Nya yang luas.

Aamiin...

✒Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy

_________
📲WA Silsilah Durus Linnisa📚

Ikhtilat

💥FAIDAH PAGI HARI💥

✍🏻Berkata Ibnu Taimiyyah-rohimahulloh-:

"الرجال إذا اختلطوا بالنساء كان بمنزلة اختلاط النار والحطب"

"Jika para laki-laki bercampur baur dengan para wanita maka kedudukannya seperti bercampurnya api dengan kayu bakar"

📕Al Istiqomah (1/357)📕
✏Ummu Muhammad Albugisiyyah
_________
📲Wa Silsilah Durus Linnisa📚

Minggu, 10 April 2016

Voice Direct MP3 Qur'an Per Juz.

Assalamualaikum ..
Alhamdulillah berikut kami kirimkan Voice Direct MP3 Qur'an Per Juz... dari Syeikh Mishary Rasyid al-Afasy.
Silahkan di download dan di dengarkan .

Juz 1 ⇨ http://bit.ly/1RqIGw4
Juz 2 ⇨ http://bit.ly/1RqIGMm
Juz 3 ⇨ http://bit.ly/1J0Ctol
Juz 4 ⇨ http://bit.ly/1J0Cton
Juz 5 ⇨ http://bit.ly/1RqIIE5
Juz 6 ⇨ http://bit.ly/1RqIGvZ
Juz 7 ⇨ http://bit.ly/1RqIGvY
Juz 8 ⇨ http://bit.ly/1RqIInF
Juz 9 ⇨ http://bit.ly/1J0CuIZ
Juz 10 ⇨ http://bit.ly/1J0Ct85
Juz 11 ⇨ http://bit.ly/1J0CuJ1
Juz 12 ⇨ http://bit.ly/1RqIIDZ
Juz 13 ⇨ http://bit.ly/1RqIGw1
Juz 14 ⇨ http://bit.ly/1RqIInB
Juz 15 ⇨ http://bit.ly/1J0Ctor
Juz 16 ⇨ http://bit.ly/1RqIGw7
Juz 17 ⇨ http://bit.ly/1RqIInz
Juz 18 ⇨ http://bit.ly/1J0CuIW
Juz 19 ⇨ http://bit.ly/1J0Ct86
Juz 20 ⇨ http://bit.ly/1RqIGw6
Juz 21 ⇨ http://bit.ly/1RqIIE0
Juz 22 ⇨ http://bit.ly/1RqIInD
Juz 23 ⇨ http://bit.ly/1RqIInJ
Juz 24 ⇨ http://bit.ly/1RqIIE3
Juz 25 ⇨ http://bit.ly/1J0Ctop
Juz 26 ⇨ http://bit.ly/1J0CuIV
Juz 27 ⇨ http://bit.ly/1RqIGMo
Juz 28 ⇨ http://bit.ly/1J0CuJ0
Juz 29 ⇨ http://bit.ly/1RqIGMp
Juz 30 ⇨ http://bit.ly/1RqIInH

Semoga bermanfaat utk kita semua dalam memuroja‘ah ayat-ayat suci al-Quran .

Silahkan di share /  rebroadcast kembali kpd yg lain , InSyaaAllah jadi amal Jariyah yg tak terputus bagi yang membantu menyebarkannya

📝 Dari Abu Hurairah raḍyAllāhu 'anhu, ia berkata: sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: “siapa saja yang mengajak kepada kebenaran/kebaikan, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang mengajak kepada kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengerjakan tanpa dikurangi sedikitpun” (HR Muslim)

▶ Down load
📟 Dengarkan
📩 Share kpd yang lainya
🌈 Raih pahala berlimpah ..Insya Alloh

Sabtu, 09 April 2016

BiAS 2.2 BEBERAPA KESALAHAN YANG TERJADI PADA BULAN RAJAB

🌎 BimbinganIslam.com
Sabtu, 02 Rajab 1437 H/ 09 April 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Abū Sulaiman Aris S
🔊 BEBERAPA KESALAHAN YANG TERJADI PADA BULAN RAJAB
📹 Sumber: 
https://almanhaj.or.id/3089-beberapa-kesalahan-yang-terjadi-pada-bulan-rajab.html

〰〰〰〰〰〰〰〰〰

BEBERAPA KESALAHAN YANG TERJADI PADA BULAN RAJAB

_____________________________
Makalah berikuti ini merupakan penjelasan Syaikh Ibnu Utsaimin, yang diangkat dari muhadharah beliau di Universitas Jami’ah Islamiyah, … pada tanggal 9 Rajab tahun 1419H, kemudian disusun dalam sebuah risalah yang berjudul At Tamassuk Bi Sunnah Wa Atsaruhu, dan diterjemahkan dengan sedikit ta’liq (tambahan) oleh Ustadz Abu Sulaiman Aris S
_____________________________

▪1. Bulan Rajab, adalah satu diantara bulan Harām yang empat (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, tiga bulan yang berurutan, kemudian yang keempat adalah Rajab, yang diapit oleh bulan Jumada, yakni Jumada Tsaniah dan Sya’ban).

Empat bulan ini memiliki kekhususan yang sama, tanpa terkecuali bulan Rajab.

Para ulama berselisih pendapat, diantara empat ini, mana yang paling baik.

🔗 Sebagian Syafi’iyah berkata: “Yang paling baik adalah Rajab”.

~~> Tetapi pendapat ini dilemahkan oleh Imām Nawawi dan yang lainnya.

🔗 Sebagian ulama berpendapat: “Bulan Muharram”.

~~> Ini adalah pendapat Al Hasan dan dikuatkan oleh Nawawi.

🔗 Sebagian ulama berkata: ”Bulan Dzulhijjah”.

~~> Pendapat ini diriwayatkan dari Sa’id bin Jubair dan selainnya. Dan inilah yang lebih kuat.

Demikian, sebagaimana dinukil dalam kitab Al Latha’if, karya Ibnu Rajab Al Hambali.

Saya berkata (Syaikh Ibnu Utsaimin): Pendapat ini adalah benar. Karena dalam bulan Dzulhijjah terdapat dua keistimewaan. Yaitu :

⑴ Dzulhijjah termasuk bulan-bulan haji, yang padanya terdapat hari Idul Adha.
⑵ Karena Dzulhijjah termasuk bulan-bulan harām.

▪2. Bulan Rajab adalah bulan yang diagungkan oleh orang-orang Jahiliyah, yakni mereka mengharāmkan perang pada bulan-bulan tersebut, sebagaimana pada bulan-bulan harām lainnya.

Kaum muslimin berbeda pendapat tentang harāmnya berperang pada bulan ini.

Sebagian ulama berpendapat, bahwa harāmnya berperang pada bulan ini adalah mansukh (telah dihapus hukumnya) dan boleh memulai berperang. Yaitu memerangi orang-orang kāfir pada bulan Rajab dan bulan-bulan harām lainnya, karena adanya dalil-dalil yang umum dalam masalah ini.

Akan tetapi pendapat yang benar, bahwa memulai berperang pada bulan Rajab hukumnya harām.

Namun jika mereka (musuh, Red.) memerangi kita, atau perang tersebut merupakan kelanjutan dari bulan-bulan sebelumnya, maka tidaklah mengapa.

▪3. Bulan Rajab diagungkan oleh orang-orang Jahiliyah dengan berpuasa.

Akan tetapi tidak ada dalil yang shahīh dari Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam masalah mengkhususkan puasa pada bulan Rajab ini.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Fatawa 25/290 berkata:

Berpuasa pada bulan Rajab secara khusus diriwayatkan dari hadīts-hadīts yang semuanya dha’if, bahkan palsu. Sedikitpun tidak diakui oleh para ulama. Tidak termasuk dha'if yang diriwayatkan di dalam fadha'ilul a'mal, bahkan seluruhnya adalah maudhu' …,”

Hingga Ibnu Taimiyah Rahimahullāh berkata,"Telah diriwayatkan dari Umar dengan jalan yang shahīh. Bahwa Umar memukul tangan-tangan kaum muslimin, sehingga mereka meletakkannya di atas makanan pada bulan Rajab, sambil mengatakan,"Janganlah kalian menyerupakannya dengan bulan Ramadhan."

Dan suatu ketika, Abū Bakar Ash Shiddiq masuk ke rumahnya, dan melihat keluarganya telah membeli satu bejana tempat air. Mereka bersiap-siap untuk berpuasa. Kemudian beliau bertanya,"Untuk apakah ini?" Mereka menjawab,"Untuk berpuasa pada bulan Rajab." Beliau berkata,"Apakah kalian ingin menyerupakannya dengan bulan Ramadhan?"Kemudian beliau memecahkan bejana tersebut.

Al Hāfizh Ibnu Rajab menyebutkan atsar dari Umar, seperti yang disebutkan dalam Majmu Fatawa. Beliau menambahkan: "Dahulu, bulan Rajab begitu diagungkan oleh orang Jahiliyah. Ketika datang Islam, kemudian ditinggalkan".

▪4. Bulan Rajab diagungkan oleh bangsa Arab.

Mereka mengerjakan umrah pada bulan ini. Karena mereka pergi haji pada bulan Dzulhijjah. Sedangkan Rajab adalah pertengahan tahun yang dihitung dari Muharram.

Oleh karena itu, mereka mengerjakan umrah, agar Ka'bah menjadi makmur dengan orang yang haji dan umrah pada pertengahan dan akhir tahun.

Ibnu Rajab di dalam Al Latha’if berkata:

Disunnahkan oleh Umar untuk umrah pada bulan Rajab. Dan dahulu, ‘Aisyah dan Ibnu Umar mengerjakannya. Ibnu Sirin menukilkan, bahwa dahulu, para salaf mengerjakannya. [1]

▪5. Pada bulan Rajab terdapat shalāt yang dinamakan dengan Shalāt Raghaib.

Dikerjakan malam Jum’at pertama antara Maghrib dan Isya’, sebanyak 12 raka’at dengan sifat yang aneh, sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar di dalam kitab Tabyinul ‘Ajab Bima Warada Fi Fadhli Rajab.

· An Nawawi di dalam Syarah Al Muhadzdzab 3/548, berkata:

"Shalāt yang dikenal dengan shalāt Raghaib, yaitu 12 raka’at, dikerjakan antara Maghrib dan Isya’ pada malam Jum’at pertama bulan Rajab, dan demikian pula shalat Nishfu Sya'ban 100 raka'at.

Kedua macam shalāt ini adalah bid'ah yang munkar.

Janganlah engkau tertipu dikarenakan kedua shalāt ini disebutkan di dalam kitab Qutul Qulub dan Ihya’ Ulumuddin.

Semua hadīts-hadīts yang disebutkan di dalamnya adalah batil.

Jangan tertipu dengan sebagian ulama yang terkena syubhat dalam masalah ini, yang mengarang suatu risalah disunnahkannya shalāt ini, karena mereka salah dalam masalah ini.

Dan Al Imām Abu Muhammad Abdurrahman bin Isma’il Al Maqdisi telah mengarang kitab yang menerangkan mengenai batilnya dua shalāt tersebut.

🔗 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam Majmu Fatawa 23/124, berkata:

"Menurut kesepakatan ulama, shalat Raghaib adalah bid'ah, tidak disunnahkan oleh Rasūlullāh dan (tidak pula) oleh seorangpun dari Khulafaur Rasyidin.

Dan tidak dianggap sebagai sunnah oleh para Imām , seperti Malik, Asy Syafi’i, Ahmad, Abu Hanifah, Ats Tsaury, Al Auza’i, Al Laits dan yang lainnya.

Sedangkan menurut kesepakatan ahlul hadits, hadīts-hadīts yang diriwayatkan dalam hal ini adalah palsu".

🔗 Ibnu Rajab di dalam Al Latha’if, berkata:

"Tidak ada (riwayat) yang sah pada bulan Rajab suatu shalā tertentu. Adapun hadīts-hadīts yang diriwayatkan tentang keutamaan shalāt Raghaib pada malam Jum’at pertama dari bulan Rajab adalah palsu dan tidak shahīh".

Beliau (Ibnu Rajab) berkata:

"Para ulama mutaqaddimin tidak menyebutkannya, karena hal ini ada dan muncul sesudah zaman mereka".

Pertama kali dikenal setelah tahun 400-an hijriah, sehingga tidak dikenal oleh ulama mutaqaddimin.

🔗 Asy Syaukani di dalam Al Fawa’id Al Majmu’ah, halaman 48, berkata:

"Para huffazh telah sepakat, bahwasanya shalāt Raghaib adalah berdasarkan hadīts yang palsu. hingga beliau berkata,’Kepalsuan hadītsnya tidak diragukan lagi oleh orang yang memiliki sedikit pemahaman terhadap hadīts-hadīts".

🔗 Al Fairuz Abadi di dalam Al Mukhtashar, berkata, bahwa hadīts tersebut palsu berdasarkan kesepakatan ulama.

Demikian pula dikatakan oleh,

🔗 Al Maqdisi Asy Syaukani menyebutkan di dalam kitab tersebut satu hadīts tentang keutamaan shalāt pada malam pertengahan bulan Rajab, kemudian beliau mengomentari:

"Diriwayatkan oleh Al Jauzqani dari Anas secara marfu'. Tetapi hadīts ini adalah maudhu', dan para rawinya adalah orang-orang majhul".

▪6. Pada bulan Rajab, banyak orang datang ke kota Madīnah untuk berziarah.

Mereka menamakannya "Rajabiyah". Mereka berkeyakinan, bahwa hal ini sebagai sunnah mu'akkadah.

Mereka pergi untuk berziarah ke beberapa tempat. Sebagian dari ziarah ini disyari'atkan, seperti ziarah ke masjid Nabawi, ke masjid Quba', ke kubur Nabi, dan kubur dua orang sahabatnya (Abū Bakar dan Umar, serta kubur para syuhada' Uhud). Dan (ziarah ini) ada yang tidak di syari'atkan, seperti ziarah ke masjid yang dinamakan masjid Ghamamah, masjid kiblatain dan masjid-masjid yang tujuh.

Ziarah Rajabiyah ini tidak ada asalnya di dalam perkataan Ahlul Ilmi.

Tampaklah, hal ini baru saja muncul pada masa-masa terakhir ini.

Tidak diragukan lagi, bahwa masjid Nabawi merupakan satu diantara tiga masjid yang disyari'atkan untuk ziarah kepadanya, yakni Masjidil Harām , Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha'.

Akan tetapi, mengkhususkan ziarah pada bulan tertentu, atau hari tertentu, maka hal ini memerlukan dalil, dan (sesungguhnya) tidak ada dalil yang mengkhususkan bulan Rajab dengan hal itu.

Sehingga, meyakininya sebagai sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allāh pada bulan ini, adalah termasuk bid'ah yang tertolak.

Karena sabda Rasūlullāh :

“من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد”

Barangsiapa yang mengerjakan suatu perbuatan yang tidak ada perintah kami, maka dia akan tertolak.

Dalam lafadz yang lain:

“من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد”

Barangsiapa yang mengada-adakan dalam perkara kami yang tidak ada perintah darinya, maka dia tertolak. (Yakni ditolak dari pelakunya).

▪7. Pada bulan Rajab, terjadi peristiwa Isra’ dan Mi’raj.

Sebagaimana telah masyhur di kalangan kaum muslimin pada masa-masa terakhir ini, (yang terjadi) pada malam ke 27.

Mereka mengadakan beberapa perayaan. Dan barangkali mereka menjadikan hari itu sebagai hari libur resmi.

Padahal, hal ini memerlukan penelitian dua masalah yang penting.

↝Pertama, dari segi tarikh (kepastian peristiwa)
↝Kedua, apakah dengan mengadakan perayaan ini termasuk ibadah?

MASALAH YANG PERTAMA

Para ulama telah berselisih pendapat.

📌 Ibnu Katsir menyebutkan di dalam kitab Al Bidayah Wan Nihayah 3/119, Cetakan Al Fajjalah, dari Az Zuhri dan Urwah:

"Bahwa Isra' Mi'raj terjadi satu tahun sebelum Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam hijrah ke Madīnah". Yakni pada bulan Rabi’ul Awwal.

√ Dari As Suddi, beliau berkata:

"Terjadi 16 bulan sebelum hijrahnya Rasulullah ke Madīnah", yakni pada bulan Dzulqa'dah.

√ Al Hāfizh Abdul Ghani bin Surur Al Maqdisi membawakan satu hadīts, namun tidak sah sanadnya, bahwasanya Isra’ Mi’raj (terjadi) pada malam 27 bulan Rajab.

√ Sebagian orang berkeyakinan, bahwa Isra’ Mi’raj terjadi pada malam Jum’at pertama bulan Rajab.

Mereka menamakan malam raghaib, yang disyari’atkan untuk shalāt (shalàt Raghaib), padahal tidak ada dalilnya. Wallahu a’lam.

~~>Sampai disini perkataan Ibnu Katsir.

📌 As Saffarini menyebutkan di dalam Syarah Aqidah-nya 2/280, dari Al Waqidi dari rijalnya:

Bahwa Isra' Mi'raj (terjadi) pada malam Sabtu, 17 Ramadhan tahun ke12 dari kenabian, 18 bulan sebelum hijrah.

√ Dan diriwayatkan pula dari para gurunya, mereka berkata:

Rasūl diisra'kan pada malam 17 bulan Rabi'ul Awwal, satu tahun sebelum hijrah. Abu Muhammad Ibnu Hazm mengaku adanya Ijma'. Demikian ini pendapat Ibnu Abbas dan 'Aisyah.

Kemudian As Saffarini menyebutkan satu perkataan dari Ibnul Jauzi:

Isra’ Mi’raj terjadi pada bulan Rabi’ul Awwal, atau Rajab, atau Ramadhan.

📌 Al Hafizh Ibnu Hajar berkata di dalam Fathul Bari 7/203, bab Al Mi’raj, dari Shahih Al Bukhāri:

Bahwa perbedaan ulama dalam masalah ini (terdapat) lebih dari 10 pendapat.

√ Diantaranya, satu tahun sebelum hijrah. Demikian ini pendapat Ibnu Sa’ad dan lainnya, dan (yang) dianggap tepat oleh An Nawawi.

√ Pendapat yang lain, 8 bulan sebelum hijrah, atau 6 bulan, atau 11 bulan, atau 1 tahun 2 bulan, atau 1 tahun 3 bulan, atau 1 tahun 5 bulan, atau 18 bulan, atau 3 tahun sebelum hijrah, atau 5 tahun.

√ Ada (pula) pendapat yang mengatakan, terjadi pada bulan Rajab. Diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr, dan dikuatkan oleh An Nawawi di dalam kitab Raudhah.

Akan tetapi sebagian ulama tidak menjumpainya di dalam Raudhah.

√ Syaikhul Islam berkata, seperti dinukil oleh muridnya Ibnul Qoyyim di dalam Zaadul Ma'ad, ketika menyebutkan keistimewaan hari-hari dan bulan tertentu daripada yang lainnya, beliau menjawab: "Orang yang mengatakan bahwa malam Isra' lebih mulia daripada malam lailatul qadar, yakni dia berkeyakinan bahwa shalāt dan berdo'a pada malam Isra' yang dikerjakan setiap tahunnya lebih afdhal, maka pendapat ini adalah batil.

Belum pernah dikatakan oleh seorangpun dari ummat ini. Sangat jelas kebatilannya menurut agama Islam.

Hal ini, jika telah diketahui waktu terjadinya malam Isra' mi'raj dengan pasti.

Namun, bagaimana jika belum diketahui dalil yang menetapkan bulannya atau detailnya? Bahkan nukilan-nukilan dalam masalah ini terputus dan berbeda-beda.

Tidak terdapat kepastian padanya, dan tidak disyari’atkan bagi kaum muslimin untuk mengkhususkan suatu shalāt atau ibadah lainnya pada malam yang diyakini sebagai malam Isra' dan Mi'raj …, hingga beliau berkata: Tidak seorangpun dari kaum muslimin yang meyakini malam Isra' lebih lebih baik dari yang lainnya, terlebih dengan malam lailatul qadar.
Demikian pula para shahabat dan tabi'in, mereka tidak mengkhususkan malam ini, dan mereka tidak mengenalnya. Bahkan tidak dikenal kapan terjadinya malam itu”.

Ini masalah pertama yang ada kaitannya dengan Isra' Mi'raj. Telah jelas bahwa malam tersebut belum diketahui kapan terjadinya.

MASALAH YANG KEDUA

Adapun masalah yang kedua, yaitu menjadikan malam tersebut sebagai ‘id, yang dirayakan dan diadakan muhadharah, serta dibacakan hadīts-hadīts yang dha'if atau palsu tentang kisah Isra' Mi'raj.

Maka, tidak diragukan lagi bahwa hal ini merupakan bid'ah yang diada-adakan di dalam agama Islam.

Apabila seseorang berlepas diri dari hawa dan mengetahui dengan sebenarnya, maka perayaan-perayaan seperti ini tidak pernah dikenal pada zaman sahabat dan para tabi’in.

📌 Dalam Islam tidak ada hari raya, kecuali tiga. Yaitu :

⑴ Idul fithri
⑵ Idul adha (Keduanya adalah 'id yang berulang setiap tahun)
⑶ Sedangkan yang ketiga adalah hari Jum’at, hari raya setiap pekan.

Tidak ada hari raya selain tiga ini.

Hendaknya diketahui, bahwa ittiba' Rasūlullāh yang sebenarnya adalah dengan berpegang teguh terhadap sunnahnya, mengerjakan yang Beliau kerjakan, meninggalkan sesuatu yang Beliau tinggalkan.

Barangsiapa menambah atau mengurangi, maka telah berkurang kadar mutaba'ahnya (ketaatan) kepada Rasūlullāh.

Menambah (permasalahan) di dalam agama lebih berat, karena mendahului Allāh dan Rasūl-Nya.

Orang yang berakal, adalah orang yang mengetahui bahwa perbuatan seperti ini merupakan bencana yang besar. Sehingga seorang mukmin yang sempurna adalah orang yang beribadah kepada Allāh dengan syari’at Rasūlullāh.

Dan seseorang mempunyai kekurangan yang besar, apabila ia menambah (sesuatu) pada syari’at Allāh dan Rasūl-Nya.

Hendaknya seorang mukmin berhati-hati dari perbuatan bid'ah yang dianggap baik oleh hawa nafsunya. Karena Nabi memperingatkan kita dari hal itu, dan Beliau menyampaikannya dalam khutbah Jum’at.

Beliau berkata:

أما بعد:فإن خير الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكل بدعة ضلالة

Adapun sesudah itu, maka sebaik-baik perkataan adalah Kitabullāh, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan, dan setiap bid'ah adalah sesat. (Seperti ini diriwayatkan dalam Shahīh Muslim. Dan dalam riwayat An Nasa’i (disebutkan):

وكل ضلالة في النار

Dan setiap kesesatan adalah di neraka.

Saya berdo’a kepada Allāh untuk meneguhkan kita dengan perkataan yang kuat di dunia maupun di akhirat.
Dan semoga Allāh melindungi kita dari berbagai fitnah, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Sesungguhnya Dia Maha Pemberi dan Maha Pemurah.

Tanggal 11 Rabi’ul Awwal 1425H, bertepatan tanggal 1 Mei 2004M.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun VIII/1425H/2004. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh berkata: “Bahwasanya para ulama mengingkari pengkhususan adanya memperbanyak ibadah umrah pada bulan Rajab”.

Dan Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz At Tuwaijiri di dalam kitab Al Bida’ Al Hauliyah, halaman 238, berkata: “Yang rajah, menurut saya -wallahu a’lam- bahwasanya mengkhususkan bulan Rajab dengan umrah itu tidak ada asalnya, karena tidak ada dalil syar’i yang mengkhususkannya.

Dan Rasulullah tidak pernah mengerjakan umrah pada bulan Rajab. Seandainya hal ini terdapat keutamaan, pasti Beliau menganjurkan ummatnya, karena Beliau orang yang bersemangat untuk (berbuat) kebaikan, sebagaimana Beliau menganjurkan untuk mengerjakan umrah pada bulan Ramadhan.

Adapun yang dikatakan sunnah oleh sahabat Umar bin Khathab, maka saya belum menemukan sanadnya. Dan yang dinukil oleh Ibnu Sirin, bahwa para salaf dahulu mengerjakannya, maka tidak terdapat dalil yang mengkhususkan umrah pada bulan Rajab.

Karena maksud mereka tidak untuk mengkhususkan bulan Rajab dengan ibadah umrah, tetapi maksud mereka -wallahu a’lam- ialah untuk mengerjakan haji pada satu kali safar dan mengerjakan umrah pada safar tersendiri, untuk menyempurnakan haji dan umrah, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Rajab dalam uraiannya yang dinukil Ibnu Sirin dari para salaf”.

_____________________________
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

📮Saran Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com

BiAS 2.1 Keutamaan Bulan Rajab

🌎 BimbinganIslam.com
Jum'at, 01 Rajab 1437 H/ 08 April 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Badrusalam, Lc
🔊 Nasehat Singkat | Keutamaan Bulan Rajab
⬇ Download Audio: https://goo.gl/V9Vojv

📹 Sumber: https://youtu.be/gmczAZQxbtQ
〰〰〰〰〰〰〰〰〰

KEUTAMAAN BULAN RAJAB

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد وعلى آله و اصحابه ومن وله أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وحده لا شريك له وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُ
قال الله تعالى في كتابه الكريم {{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ, أما بعد}}

أيها الإخوة أعاذني الله وإياكم

Kita berada di bulan Rajab. Rajab merupakan bulan yang harām karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla menciptakan satu tahun itu 12 bulan dan diantara 12 bulan itu ada 4 bulan harām.

Allāh berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ

"Sesungguhnya jumlah bulan di dalam setahun itu 12 (dua belas) bulan, di dalam kitab Allāh diantaranya 4 (empat) bulan harām. Iitulah agama Allāh yang lurus, jangan kalian berbuat zhalim dibulan-bulan harām tersebut."

(QS At Taubah: 36)

Allāh menyebutkan bahwa jumlah bulan 12 (dua belas) dan diantaranya 4 (empat) adalah bulan yang harām.

Apa 4 (empat) bulan itu?

Yaitu:
⑴ Dzul Qa'dah
⑵ Dzul Hijjah
⑶ Muharram
⑷ Rajab.

Kenapa disebut bulan harām?

Dan apa keistimewaan bulan harām yang termasuk kepadanya yaitu bulan Rajab ?

Ketahuilah ya akhi,

Bahwa disebut dengan bulan harām, karena bulan itu adalah bulan yang suci.

Dan adalah dahulu orang-orang Arab yang mensucikan bulan tersebut, terlebih kaum Mudhar yang sangat menghormati bulan Rajab, karena menurut mereka bulan Rajab itu bulan yang sangat mulia sekali, sehingga disebut dengan Rajab Mudhar.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla di dalam ayat ini mengatakan, ( فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ) janganlah kalian menzhalimi diri kalian pada bulan-bulan tersebut.

Padahal berbuat zhalim di selain bulan tersebut itu diharamkan akan tetapi Allāh mengkhususkan larangan berbuat zhalim di bulan tersebut.

Itu menunjukan bahwa perbuatan zhalim di bulan-bulan haram itu dilipat gandakan dosanya oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Oleh karena itulah, disebut dengan bulan haram karena bulan yang (sangat) diharamkan padanya berbuat zhalim.

Dan pada waktu itu, dulu di masa Jahiliyyah, orang-orang Jahiliyyah sangat menghormati bulan-bulan harām itu.

Orang-orang Jahiliyyah pada bulan harām:

√ Tidak melakukan peperangan.
√ Tidak membunuh.

Walaupun mereka Jahiliyyah tapi masih ada sisa-sisa ajaran agama Ibrāhim.

Maka, pada bulan-bulan harām itu kita berusaha untuk menghormatinya, dengan cara menjauhi keharaman-keharaman di bulan tersebut.

Karena bulan itu merupakan bulan yang suci, bulan yang hendaknya kita jauhi berbagai macam maksiat.

Dan di bulan tersebut kemaksiatan, kezhaliman dilipat gandakan dosanya di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Termasuk di dalamnya bulan Rajab, berarti dibulan Rajab perbuatan-perbuatan dosa dilipat gandakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Maka kita berkewajiban untuk menghormati bulan-bulan harām ini, diantaranya adalah bulan Rajab ini.

(Ada yang mengatakan tentang) keutamaan-keutamaan bulan Rajab, diantaranya disebutkan:

⑴ Rajab adalah Syahrullāh (bulan Allāh).
⑵ Sya'ban adalah Syahriy (bulanku).
⑶ Ramadhan adalah Syahru'ummati (bulan umatku).

🔴Ketahuilah, para ulama mengatakan, bahwa hadīts (di atas) adalah hadīts palsu, dusta terhadap Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Al Hāfizh Ibnu Hajar di dalam kitab beliau "تبيين العجب بما ورد في فضل رجب" ("Tabyiinul 'Ajabi fīmā Warada fī Fadhli Rajab").

Menjelaskan bahwa semua hadīts-hadits yang menyebutkan tentang keutamaan bulan Rajab itu tidak lepas dari:

⑴ Hadīts palsu.
⑵ Hadits lemah.

Tidak ada satupun yang shahīh, kecuali penyebutan bahwa bulan Rajab adalah bulan yang diharamkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Jadi semua hadīts-hadits yang menyebutkan tentang bulan Rajab adalah semuanya hadīts yg lemah, kecuali bahwasanya bulan Rajab itulah bulan yang diharamkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Maka dari itu,

√ Tidak ada amalan khusus dibulan Rajab.
√ Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah mengkhususkan umrah dibulan Rajab.
√ Tidak ada amalan tersendiri dibulan Rajab.

Akan tetapi bulan Rajab sama dengan bulan-bulan haram yang lainnya.

Amalan shalih dibulan-bulan itu di lipat gandakan, amalan keburukan pun di bulan-bulan tersebut dilipatgandakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Maka kewajiban kita kaum mukminin untuk menghormati bulan Rajab, sebagaimana menghormati bulan-bulan harām yang lainnya.

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang senantiasa menjaga kesucian bulan Rajab dan bulan-bulan harām yang lainnya.

Ini saja.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

______________________________
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

📮Saran Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com