Selasa, 26 April 2011

amanah yang ditunggu

Warna warni kehidupan.

Saat di angkutan, kita akan duduk bersama-sama bermacam orang, tak jarang juga mendengar apa-apa yang dia katakan.

Disebelahku duduk 2 orang wanita, aku tak begitu jelas melihat muka mereka,sekilas kulihat, usia mereka berkisar 27-35 tahun.Begitu asyik nya meraka saling curhat satu sama lain.

Awalnya saya tidak begitu tertarik walau suara mereka sangat lekat di telinga (mereke duduk pas di sebelah kanan), hingga tema mereka terlalu mengejutkan saya. Malas bercerita disini lebih detail, intinya si ibu A berkata pada ibu B bahwa :

  1. Dia memiliki teman berbagi cerita (laki-laki) dan merasa senang bila berbicara dengannya.
  2. Si teman laki-laki tsb. dulunya adalah teman yang pernah menyatakan perasaan cinta, dan saat ini sudah memiliki keluarga.
  3. Hampir setiap hari mereka ber telp ria (apa yang dibicarakan ya?) dan sekali menegaskan si Ibu A merasa senang.
  4. Saat ini sudah mulai mengurangi dan mengurangi frekuensi hubungan sms/telp tsb. karena merasa ada yang salah.

karena penasaran, ku tolehkan wajah sambil sedikit membungkuk , karna aku rasa mereka memiliki tampang keibuan ,dan sudah tidak bisa dibilang 'ibu muda'. WAW!

dan aku rasa, dia begitu bangga dengan ceritanya. waw!

Aku tak tahu Tuhan..Aku bukan orang yang berpengalaman..Namun Tuhan., Benarkah perasaan ini? Aku merasa 'ada yang salah' dengan cerita diatas .Tuhan.. saat Engkau berikan amanah itu kepadaku.. amanah menjadi seorang istri dari seorang suami

Jagalah aku Tuhan..Agar tetap tahu mana yang benar dilakukan.dan tahu mana yang tidak benar untuk dilakukan . berilah kemampuan bagi hamba menjalankan apa-apa yang sesuai dengan kalamMu .. dengan perkataan RasulMu..

Di dunia.. Biarlah suami hamba satu-satunya tempat aku berbagi.dalam kebahagiaan.. berbagi segala rasa.. dan Tuhan.. Jika aku berkata, dan suami-ku sedang lelah mendengarkan . Jadikanlah aku orang-orang yang sabar, hingga mampu meredamnya sendiri.

dan Tuhan.. begitu juga dengannya nanti , suamiku. cukupkanlah aku cerdas, cukup terpercaya, cukup mendamaikan cukup mendengarkan, cukup mengerti..untuk menjadi satu-satunya tempatnya berbagi rasa baginya..

lalu Tuhan.. Segerakanlah aku mampu menerima dan memikul amanah untuk menjadi seorang 'istri'


Senin, 18 April 2011

Lukisan "beauty"


"Beauty"


Tools : Fiber Casstel Mecanik Pencil, Firework

by : elia


Mempercayai bahwa mata adalah biasan hati, hanyalah biasan..

Sebagimana kenyataanya, kadang ia nampak asli dipermukaannya saja

Mata..

Padahal apa yang nampak disana hanya kulit terluarnya saja

Sedangkan hati, dalam samudra pun tak mampu menandingi



Kamis, 14 April 2011

pilihanku untuk bersabar

"hidup adalah pilihan"

saya setuju itu


jika seseorang memilih islam dalam landasan hidupnya, itulah pilihan yang paling tepat. Satu-satunya Agama yang di akui Rabb seluruh alam.

beberapa hari yang lalu seorang teman melakukan hal yg saya tidak sukai, itu membuat aku merasa tersinggung dan marah, lalu lebih memilih diam. dengan diam nya, jantung sudah berdenyut tak biasa, nafas mulai berburu angkara, tangan mendingin, waw! setan telah memercikkan api dan hatiku jadi kayu bakarnya. Astagfirullahiradzim..


ku tahan untuk tetap diam, lalu ku ingat satu paragraf dari Tafsir Ibn Katsir sbb :

Al Bukhari meriwayatkan, dari Sulaiman bin Shurad, ia berkata :"Ada dua orang yang saling mencela di hadapan Rasulullah, sedangkan kami duduk dihadapan beliau. Salah seorang dari keduanya mencela lainnya dalam keadaan marah dengan wajah yang merah padam. Maka Rasulullah bersabda:'Sungguh aku mengetahui suatu kalimat yang jika ia mengucapkannya, niscaya akan hilang semua yang dirasakannya itu. Yaitu,jika ia mengucapkan :

A'udzubillahiminas syaitonirrojiiim..

'Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan yang terkutuk.'

ku ucapkan beberapa kali,

A'udzubillahiminas syaitonirrojiiim..

A'udzubillahiminas syaitonirrojiiim..

A'udzubillahiminas syaitonirrojiiim..

....

A'udzubillahiminas syaitonirrojiiim..

dengan harapan kali ini aku berhasil meredam ini semua,melepaskan agar tidak tertanam dihati dan apalagi tersimpan permanen di file-file dalam ingatan, aku berlindung pada Allah dari kelemahan diriku sendiri.

Salah satu kajian yang ku ikuti jumat kemarinpun bertema 'indahnya sabar' ,saat itupun dalam hatipun aku berjanji menjadi manusia sosial yang lebih baik, dalam standar islam. Namanya usaha, aku berpikir, jika kali ini saja aku gagal, maka kapan aku memulai untuk membentuk jiwa yang bersih, yang sabar.


Dalam jiwa masih berkecamuk, antara ingin menampakkan ketidakpenerimaan atas sikap teman tersebut atau dia dan merasakan sakit didalam hati. Tapi Rabb.. Aku tak ingin lebih mendzalimi diriku, anugrahkan aku kelemah lembutan yang telah Engkau berikan kepada hamba hamba pilihan..


Hingga esoknya, masih sama. Saat dia mengajak ku chat melalui jejaring sosial internet, aku tetap diam, berusaha menampakkan pemberontakan. Antara kebingungan, tiba-tiba dengan spontan aku hanya membalas chatnya dengan pesan singkat 'orangnya sedang ngambek'.

Dan ajaib!, kemarahanku mereda!

disamping itu temanku mengirimkan chat beruntun bertanya mengapa aku 'ngambek', antara sebal karena ternyata dia tak menyadari hal yang menyakiti ku dan ingin rasanya tertawa geli dengan tingkah laku kami *upz!* , Ngambek kok omong-omong sich? :)


Dan kali ini, Elia berhasil.. I did it!!

menahan sesuatu yang buruk agar tidak nampak dipermukaan dengan meredamnya tetap didalam,lalu melepaskannya pada waktu yang tepat ke samudra, agar ia terbawa arus dan hilang terhambur bergitu saja.

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [QS : Ali Imran : 159]


Terimakasih ya Allah..

Semoga dikedepannya hamba lebih bisa memahami orang lain hingga bisa menjaga ukhuwah dengan baik pula. Jagalah persahabat kami hingga kami mati , dan datangkan banyak ridha-Mu atasnya.

sepucuk surat untuk Ayah disana

"Bismillaahirahmaanirrahiim...


Yasiiiin... ... "


suara kecil cemprengku mengikuti kakak saat membaca surah Yassin di hari kamis,malam jumat. Alasannya sederhana, kata Ibu dan kakak, aku harus mengirim doa agar ayah disana diberikan tempat yang bagus, di sisiNya. Tanpa sedikitpun rasa yg komplek (baca: termehek-mehek ria), hanya bahagia melakukan hal baru, senang karena melakukan hal yang baik. Belakangan aku tahu, beruntunglah orang tua yang memiliki anak-anak yang soleh, apalagi bisa mengaji seperti kami, hehe. Sayang, ayah tak pernah sempat melihat bagaimana kakak dan aku dengan seragam kuning-kuning, mengenakan jilbab yang juga berwarna kuning,dandanan kami cukup lucu, lalu pergi ke TPA di masjid dekat rumah. ah.. setidaknya dengan permulaan itu, alhamdulillah, dapat kami hadiahkan beberapa kali surah untuknya disana.