Kamis, 14 April 2011

pilihanku untuk bersabar

"hidup adalah pilihan"

saya setuju itu


jika seseorang memilih islam dalam landasan hidupnya, itulah pilihan yang paling tepat. Satu-satunya Agama yang di akui Rabb seluruh alam.

beberapa hari yang lalu seorang teman melakukan hal yg saya tidak sukai, itu membuat aku merasa tersinggung dan marah, lalu lebih memilih diam. dengan diam nya, jantung sudah berdenyut tak biasa, nafas mulai berburu angkara, tangan mendingin, waw! setan telah memercikkan api dan hatiku jadi kayu bakarnya. Astagfirullahiradzim..


ku tahan untuk tetap diam, lalu ku ingat satu paragraf dari Tafsir Ibn Katsir sbb :

Al Bukhari meriwayatkan, dari Sulaiman bin Shurad, ia berkata :"Ada dua orang yang saling mencela di hadapan Rasulullah, sedangkan kami duduk dihadapan beliau. Salah seorang dari keduanya mencela lainnya dalam keadaan marah dengan wajah yang merah padam. Maka Rasulullah bersabda:'Sungguh aku mengetahui suatu kalimat yang jika ia mengucapkannya, niscaya akan hilang semua yang dirasakannya itu. Yaitu,jika ia mengucapkan :

A'udzubillahiminas syaitonirrojiiim..

'Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan yang terkutuk.'

ku ucapkan beberapa kali,

A'udzubillahiminas syaitonirrojiiim..

A'udzubillahiminas syaitonirrojiiim..

A'udzubillahiminas syaitonirrojiiim..

....

A'udzubillahiminas syaitonirrojiiim..

dengan harapan kali ini aku berhasil meredam ini semua,melepaskan agar tidak tertanam dihati dan apalagi tersimpan permanen di file-file dalam ingatan, aku berlindung pada Allah dari kelemahan diriku sendiri.

Salah satu kajian yang ku ikuti jumat kemarinpun bertema 'indahnya sabar' ,saat itupun dalam hatipun aku berjanji menjadi manusia sosial yang lebih baik, dalam standar islam. Namanya usaha, aku berpikir, jika kali ini saja aku gagal, maka kapan aku memulai untuk membentuk jiwa yang bersih, yang sabar.


Dalam jiwa masih berkecamuk, antara ingin menampakkan ketidakpenerimaan atas sikap teman tersebut atau dia dan merasakan sakit didalam hati. Tapi Rabb.. Aku tak ingin lebih mendzalimi diriku, anugrahkan aku kelemah lembutan yang telah Engkau berikan kepada hamba hamba pilihan..


Hingga esoknya, masih sama. Saat dia mengajak ku chat melalui jejaring sosial internet, aku tetap diam, berusaha menampakkan pemberontakan. Antara kebingungan, tiba-tiba dengan spontan aku hanya membalas chatnya dengan pesan singkat 'orangnya sedang ngambek'.

Dan ajaib!, kemarahanku mereda!

disamping itu temanku mengirimkan chat beruntun bertanya mengapa aku 'ngambek', antara sebal karena ternyata dia tak menyadari hal yang menyakiti ku dan ingin rasanya tertawa geli dengan tingkah laku kami *upz!* , Ngambek kok omong-omong sich? :)


Dan kali ini, Elia berhasil.. I did it!!

menahan sesuatu yang buruk agar tidak nampak dipermukaan dengan meredamnya tetap didalam,lalu melepaskannya pada waktu yang tepat ke samudra, agar ia terbawa arus dan hilang terhambur bergitu saja.

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [QS : Ali Imran : 159]


Terimakasih ya Allah..

Semoga dikedepannya hamba lebih bisa memahami orang lain hingga bisa menjaga ukhuwah dengan baik pula. Jagalah persahabat kami hingga kami mati , dan datangkan banyak ridha-Mu atasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar