Sabtu, 06 Februari 2016

Hari ini perang penentuan"

[2/4, 23:44] Dr Ella: Hari ini perang penentuan"

Pak Said balas dengan menelp, Tapi ga saya angkat
Saya tau beliau mau nangis
Sebab saya sudah nangis duluan

- Jam 6 sore, Syaikh Khalid balas telp saya, Beliau menjawab singkat

"Afwan ga terangkat, Ga ada sinyal dari tadi
Jangan sekarang ngobrolnya, Saya sedang baku tembak
RS Salma sudah jatuh"

Detik-detik 13 Januari itu seolah bertahun-tahun buat saya. Ga ada satupun kabar lagi setelah berita dari syaikh Khalid. Setiap yang menamakan dirinya lelaki, Maju bertempur. Bahkan camp pengungsian pun nyaris sepi dari para lelaki !

- Jam 12 malam, Sebuah berita dari Abu Syaikh masuk

"Selesai sudah, Salma jatuh
Para mujahid sekarang bertahan di markas MMS dan masjid"

* 13 Januari

- Jam 1 malam, FSA wilayah Idlib mengirimkan 40 kendaraan tempur beserta para pejuang dan persenjataan

Di tengah jalan, Konvoy mereka dihentikan mujahidin lokal Saahil. Area pertempuran terlalu rentan untuk dimasuki mujahidin dari luar wilayah yang tidak kenal setiap jengkal wilayah Jabal Akrad. Kesalahan penyerangan Bab Kasab 2 tahun lalu yang menyebabkan puluhan mujahid gugur dalam friendly fire tidak ingin mereka ulang

- Jam 2 malam, Markas MMS jatuh, Dimasuki puluhan pasukan Nushairiah
Tapi masih ada setitik harapan, Mujahidin mundur dan bertahan di persimpangan depan rumah Alm Bilal Fattou, Sekira 400 meter kebawah. Kalau persimpangan itu masih ditangan mujahidin, InsyaAllah musuh akan bisa dilokalisir

- Jam 4 subuh, Menjelang adzan subuh di Bandung, Syaikh Muhammad mengirim pesan suara :

"Seluruh Salma dikuasai Nushairiah
Benteng terakhir kita hancur
Pabrik roti Indonesia, Tiga markas MMS, Masjid Abu Zubair Ihsanul Faruqi, Dan RS Salma, Ditangan musuh..."

Sang pejuang hebat menangis tersedu-sedu dalam pesan terakhirnya

"...Mungkin besok saya akan bergabung dengan pasukan berani mati, Menyerbu ke jantung musuh, Sekali lagi coba mengubah situasi

Selamat tinggal Abu Quraisy"

- Adzan subuh berkumandang di seluruh pelosok Bandung
Mengabarkan bahwa Allah menguji siapapun dengan kekalahan
Untuk mengetahui apakah mereka akan bangkit lagi
Atau tetap terpuruk

Saat subuh, Saya tersedu-sedu mendengar imam membaca surat yang tak saya ingat pasti, Namun mengingatkan saya untuk berjanji pada Allah akan terus bangkit dan melawan

Antum bisa menyalurkan donasi untuk kemanusiaan di Suriah dan tempat-tempat lain melalui MMS via rekening berikut :

- MANDIRI 900 0019 330 720 (Kcp. Katamso, Yogyakarta)
- BCA 1691 967 749 (Kcu. Ahmad Dahlan, Yogyakarta)
- BRI 0029 0110 999 7500 (Kcu. Cik Ditiro,Yogyakarta)
- BNI 0317 563 523 (Kcp. Parang Tritis,Yogyakarta)
Semua atas nama IKRIMAH
Konfirmasi (opsional): Ikrimah 081809406405

Donasi khusus operasional MMS via rekening berikut :

- MANDIRI 171 000 150 6743 (Kcp. Kediri Joyoboyo)
- BCA 298 052 9935 (Kcp. Joyoboyo Kediri)
- BRI 126 101 001 79 8500 (KK. Buli)
Semua atas nama Ihsanul Faruqi
Konfirmasi (opsional): Ikrimah 081809406405
[2/4, 23:44] Dr Ella: HANCURNYA BENTENG TERAKHIR
Oleh Fathi Yazid Attamimi

13 Januari 2016 dini hari, Markas lapangan MMS diduduki pasukan gabungan Syi'ah Nushairiah - Iran - HizbUllah dan Rusia. Seluruh mujahidin mundur teratur ke desa Billi, Sekira 3km dibawah, Mengatur garis pertahanan baru, Menghadang laju lawan yang menggila dengan dukungan serangan udara dan altileri berat jarak jauh

Kekalahan besar pertama mujahidin pesisir Latakia (Saahil) sejak 5 tahun revolusi

Demikian kronologisnya

* 30 September 2015

- Tengah malam terjadi pergerakan besar-besaran pasukan rezim dari arah bukit Durin menuju wilayah Kafr Dilba, 5km keatas dari markas MMS

- Menjelang subuh, aksi pemboman hebat jet-jet Rusia dilancarkan untuk mengosongkan pertahanan mujahidin di puncak Qal'ah, Sekaligus memotong suplai bantuan mujahidin dari bawah

- Pukul 8 pagi, Pergerakan lawan dideteksi secara pasti. 100 mujahidin gabungan berbagai faksi terutama pimpinan komandan Bilal Mahhu yang berafiliasi dengan sayap tempur Ikhwanul Muslimin Suriah : Firqah Abnaa' Al-Qaadisiyyah, Serta Firqah Uula Saahiliyah : Divisi tempur gunung hutan dibawah komando FSA, Menghadang sekira 5.000 pasukan lawan

Dua orang diantara 100 orang itu adalah relawan Indonesia

Jarak antara kedua pasukan tidak sampai 1km

- Pukul 12 siang, 40 mujahid yang ditugaskan menghadang laju turun pasukan koalisi rezim, Mundur dari basis mereka di pintu masuk desa Kafr Dilba. Mereka memindahkan pertahanan ke madrasah Kafr Dilba, Tepat di tengah desa, Menduduki sebuah persimpangan jalan strategis yang menghubungkan antara bukit Slunfa dengan desa Tirtyah dimana markas medis darurat MMS didirikan

- Saat Ashar, Bantuan mujahidin belum datang sama sekali. Kabar gentingnya pertempuran belum tersebar karena lemahnya komunikasi dan koordinasi antara puluhan grup mujahidin yang berada di Jabal Akrad

- Sampai sore hari, 40 mujahidin tersebut alhamdulIllah masih menahan laju ribuan pasukan koalisi rezim. Sisa 60 mujahidin lainnya menghujani lawan dari bukit Qal'ah yang posisinya lebih tinggi daripada bukit Slunfa, Lokasi markas komando lawan

- Pukul 11 malam, Perang malam antara 15 pasukan khusus mujahidin yang menyusup ke markas lawan. Sekira 40 koalisi pasukan rezim berhasil dibunuh

14 orang penyusup tidak kembali. Gugur sebagai kuntum bunga yang mengharumkan bumi Allah

* 1 Oktober

- Pukul 9 pagi, Baku tembak jarak dekat pecah di bukit Qal'ah. Amunisi mujahidin yang hanya sedikit, Mulai kewalahan menghadang arus lawan yang meski terus dihabisi, Tapi seperti tak kunjung habis

- Siangnya, Jarak tembak terdekat antara mujahidin dengan Nushairiah di puncak Qal'ah tercatat tidak lebih dari 5 meter. Seorang mujahid, Abu Humam As-Suuri menghabisi seorang Nushairiah dengan batu dalam perkelahian sengit tanpa senjata

- Pukul 3 sore, Saya, Pak Said Anshar, 2 staff medis, 1 wartawan media lokal, Dan beberapa mujahid yang sedang dirawat, Masuk ke dalam parit perlindungan karena puncak Qal'ah diduduki lawan. Jarak antara kami dengan Nushairiah tidak lebih 700 meter

- Pukul 7 sore, Sebuah serangan hebat yang dikoordinasi dari dua arah, Menjepit dan memukul mundur pasukan Nushairiah di puncak Qal'ah. 12 Nushairiah dipastikan tewas

Sore itu, Pertama kalinya saya melihat pak Said Anshar menangis bahagia, AlhamdulIllah lolos dari maut

- Pukul 10 malam, Perang reda

Tapi hanya satu jam

- Pukul 11 malam kembali meledak sebuah bom di dekat markas, Disusul kilatan-kilatan cahaya dari peluru yang terbakar ketika meninggalkan selongsongnya

Perang terus berlangsung sampai pagi keesokan hari

* 3 Oktober

- Pertempuran berhenti. Kedua pihak menyiapkan tenaga untuk memulai kembali serangan yang lebih hebat. Kesempatan ini tidak kami sia-siakan turun ke markas lapangan di desa Firz. Mandi dan tidur sepuasnya

* 4 Oktober

- Pukul 2 dini hari, Jet-jet Rusia membabi buta. Dalam tempo 8 jam, Sekira 70 sortie mereka luncurkan, Menghantam tempat-tempat kosong karena lemahnya intelejen mereka

Sebelum subuh, Baku tembak sengit kembali pecah di Kafr Dilba. Habib Said Anshar di garis depan mengevakuasi seorang mujahid yang terluka kepalanya. Sepanjang perjalanan naik dan turun menjemput sang mujahid, Mortir dan roket terus menghantam kiri kanan kami

Waktu baru menurunkan korban di RS Lapangan Salma, Sebuah roket Sukhoi menghantam halaman depan RS

Kondisi tarik ulur terus terjadi hingga 10 hari kemudian

* 14 Oktober

- Markas darurat MMS di desa Tirtyah kami tinggalkan karena luluh lantak setelah kedua kalinya terkena bom dari Sukhoi

Satu orang mujahid ketika itu berada di markas MMS. Beliau terluka di lehernya akibat serpihan bom dan segera kami bawa ke Turki, Dirawat beberapa hari, Tapi kemudian gugur tanpa pernah siuman lagi

- Besoknya, Seluruh wilayah Kafr Dilba jatuh ke tangan Nushairiah. Tongsis milik tim MMS tertinggal disana, Beserta sebuah kamera milik kontributor Al-Arabiyya

* 19 Oktober, Seluruh wilayah mujahidin yang jatuh ke tangan lawan, AlhamdulIllah berhasil direbut kembali. Tapi tongsis MMS ga pernah ditemukan lagi, Mungkin dibawa pulang Nushairiah buat kenang-kenangan

Selamat jalan tongsisku sayang, Semoga majikan barumu baik hati dan ga suka narsis

* 20 Oktober, Tim MMS memutuskan kembali ke Indonesia. Tugas sudah selesai, Kehebohan udah terjadi, Dan dunia sudah tau kalau Rusia berdusta mengatakan hendak menyerang ISIS, Karena yang sebenarnya dihajar adalah seluruh kelompok oposisi anti Asad

* 6 Januari 2016

- Ba'da Shalat subuh, WA saya berbunyi, Sebuah pesan masuk, Dari seorang kawan dokter di Salma. Isinya singkat :

"Doa antum akhi, Pemboman hebat belum berhenti sejak 2 hari lalu. Nushairiah maju dengan lebih dari 10.000 pasukan"

Deg ! Jantung saya berdebar kencang. Perut saya mulas membayangkan bagaimana rasanya diserang 10.000 pasukan. Padahal kemarin didatangi setengahnya aja sudah setengah mati saya kalang kabut !

- Dhuhur, WA saya terus berdering, Belasan mujahid dan reporter lapangan lokal mengabarkan detail posisi Nushairiah yang terus maju membanjiri setiap sudut di Jabal Akrad

"Puncak Qal'ah direbut !"

"Burj Qasab gagal diserbu mujahid"

"Tirtyah dikuasai Nushairiah !"

"Persimpangan tandon air diledakkan lawan !"

"Al-Hurr habis !"

Dan seterusnya begitu

Di kepala saya yang mengenal betul setiap jengkal daerah Jabal Akrad, Berita-berita diatas terbayang jelas. Artinya betul Nushairiah mulai terlihat memenangkan pertempuran di Jabal Akrad !

- Malam hari. Masuk lagi berita dari reporter Orient kawan saya

"10 tank milik JN di Hama telah bergerak menuju Jabal Akrad !"

Setengah jam kemudian datang lagi berita

"1000 pasukan Turki telah bergerak mengisi pos-pos mereka di perbatasan"

Jelas, Kekalahan mujahidin insyaAllah tinggal menunggu waktu

* 9 Januari

Berhari-hari mengikuti berita di Jabal Akrad, Kampung halaman para petarung, Membuat saya ga enak makan ga enak tidur. Pemboman gila-gilaan sepanjang sejarah perang Suriah terjadi di Jabal Akrad. 5 hari x 24 jam Rusia dan lawan tak henti melancarkan serangan roket dan altileri berat !

Jabal Akrad luluh lantak !

* 10 Januari

Seorang mujahid menulis diatas sebuah tembok depan RS Salma

"Salma, Negeri 1.000 bom"

* 11 Januari

Sebuah WA masuk

"Bilal Fattou syahid di depan rumahnya, Dihantam roket Sukhoi. Ziad Doshka, Ammar Fattou, Ibrahim, Yahya dan Abu Qatadah ikut terluka

Nushairiah sudah masuk ke dalam pabrik roti Indonesia. Haji Ali hilang dalam pertempuran di depan rumahnya disebelah pabrik roti"

Lemas sudah saya. Emosi yang ga tersalurkan membuat temperamen saya naik drastis

*12 Januari

Sejak pagi seluruh kontak WA saya di Saahil mendadak ga bisa dihubungi. Puluhan telp saya ga diangkat atau ga terhubung

- Jam 2 siang, Abu Muhammad, Di camp pengungsian, Membalas telp saya yang tidak diangkatnya dengan sebuah pesan singkat :

"Maaf Abu Quraisy, Saya baru turun kebawah untuk membagikan pemanas ruangan bantuan muslim Indonesia. Ga ada orang disini, Semua diatas, Sedang bertempur

Termasuk Husam, Putra syaikh Khalid"

Allahu Akbar !!! Syaikh Khalid ga pernah bawa anaknya ke frontline, Apalagi untuk bertempur, Tapi kalau bocah 13 tahun itu ikut dibawanya, Berarti...

Allahu Akbar !!!

- Sorenya saya kabari Pak Said

"Doakan kawan-kawan di Suriah,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar