Minggu, 13 Desember 2015

Menyambung Lisan Ulama" bersama Ust. Muh. Nuzul Dzikri

Catatan kajian "Menyambung Lisan Ulama" bersama Ust. Muh. Nuzul Dzikri di Masjid as-Sunnah tanggal 1 Rabiul Awwal 1437H/12-12-15

Menuntut ilmu adalah ibadah yg sangatlah panjang.
Yaitu dari lahir sampai masuk liang lahat.
Karena lama, bisa dipastikan itu sangat sulit; karena istiqamah itu sulit.
Dan yg istiqamah pun belum tentu dapat ilmu yg bermanfaat. Contohnya adalah abdullah bin ubay bin salul yaitu gembong nya orang munafik. Ngaji nya sama Nabi ﷺ lagi di masjid Nabawi.
Makanya nabi mengajarkan doa tentang meminta ilmu yg bermanfaat dan berlindung dari ilmu yg tidak bermanfaat.

Nasihat yg bermanfaat dari syaikh Shalih al-Usaimi:
1. Seberapa dalam ilmu yg kita dapat tergantung seberapa hebat kita memuliakan ilmu tersebut.

Tancapkan kepada hati kita bahwa ilmu itu lebih mulia/tinggi dari pada dunia kita.
Ulama salaf mengatakan barang siapa yg tidak memuliakan maka ilmu tidak akan memuliakan dirinya.
Tanamkan pada diri kita bahwa kita yang butuh ilmu bukan ilmu yg butuh kita.
Imam Malik mengatakan ilmu itu didatangi bukan mendatangi.
Sesuatu yang besar itu dikejar.
Salah satu konsekuensi atau bukti dia memuliakan ilmu adalah kita memuliakan ahli ilmu.
Syaikh sulaiman ar-Ruhaily: Janganlah kalian lebih hina daripada binatang. Binatang beristighfar kepada ahli ilmu dan penuntut ilmu. Lalu kita menghina dan meremehkan ahli ilmu?
Dagingnya para ulama itu beracun.
Imam an-Nawawi: salah satu kunci sukses menuntut ilmu adalah memuliakan ahli ilmu.
Kalau kita telah menancapkan ke dalam hati kita bahwa ilmu lebih mulia daripada dunia maka kita tidak akan perhitungan dengan dunia untuk mendapatkan ilmu.
Ibnul Jauzi menjual dua rumah untuk keperluan menuntut ilmu.

2. Sesering apapun kita datang ke pengajian dan selama apapun kita di dunia pertakliman jangan lupakan hati kita. Jangan lupa bersihkan hati kita.

Kata para ulama hati ibarat gelas dan ilmu ibarat air.
Dan ini harus kita lakukan setiap saat.
Ibnu qudamah ulama itu sukses bukan hanya dengan tekun menuntut ilmu. Tapi karena mereka menata hati mereka.
Ibnu Taimiyah mengatakan tentang orang yg tekun menuntut ilmu namun sesat adalah: "Mereka diberi kecerdasan namun tidak diberi kebeningan hati."
Sahabat saja masih dikhawatirkan hatinya oleh Nabi ﷺ.
Ilmu itu tidak akan bermanfaat kecuali dituangkan ke dalam wadah suci, bersih, dan wadah itu adalah hati kita.
Syaikh shalih al-Fauzan mengatakan di depan para doktor dan mahasiswa: "Jangan sampai di benak kalian itu hanyalah gelar."

3. Nasihat dari syaikh asy-Syatsri
Yg lebih tepat dari hadits nabi tentang orang terbaik dari zaman jahiliyyah maka akan menjadi orang terbaik setelah dia masuk Islam idza(jika) faqquhu bukan faqqihu.
Faqquhu karena faqquhu lebih dalam dari pada faqqihu.
Kaidah dalam agama adalah sejatinya kaidah dalam kehidupan juga.
Derap langkah seorang muslim adalah selalu dilandasi dan dikembalikan ke kaidah dan dalil.
Mengamalkan ilmu itu dengan cerdas.

Kaidah dalam ilmu fiqih: barangsiapa yang mendalami ilmu fiqih maka hatinya akan lembut. Karena di dalam ilmu fiqih sangat luas terjadinya khilafiyah.

Satu ayat quran yang kita pelajari lebih berharga daripada seluruh harta yang dikumpulkan seluruh manusia. (Tafsir surat yunus ayat 58)

Imam Ali bin Madini majelis beliau ketika jika diadakan waktu dhuha besoknya maka para jamaahnya sudah hadir memenuhi masjid ba'da ashar hari ini.

Lulusan terbaik dari indonesia adalah ustadz Erwandi Tarmizi.

Ust Yazid diakui ilmunya oleh syaikh ali hasan al halabi dan syaikh ibrahim ar-Ruhaily.

Jabir bin Abdillah berjalan kaki sebulan untuk mencari satu hadits.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar